Kodim 0613/Ciamis Beri Bimtek Petani dan Pembina Pemanfaatan Lahan Kritis

Ciamis – Komando Distrik Militer (Kodim) 0613/Ciamis melaksanakan bimbingan teknis kepada para petani dan pembina pemanfaatan lahan kritis di wilayah Kecamatan Cisaga. Pembinaan ini dilakukan di Area Afdeling Lemahneundeut Kebun Bala Kupa, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Cisaga, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jumat (28/7/2023) Sore.

Bimtek ini dibuka secara langsung oleh Kasdim 0613/Ciamis Mayor Arh Wilde Pangalerang dan didampingi sejumlah perwira dan prajurit Kodim 0613/Camis. Kegiatan ini melibatkan puluhan petani warga sekitar lokasi pemanfaatan lahan kritis di Desa Tanjungjaya.

Pada kesempatan itu, para petani diajarkan bagaimana cara melakukan fermentasi bios 44 yang akan digunakan sebagai pupuk dalam proses tanam di lahan kritis yang berada di Desa Tanjungjaya. Tak hanya itu, para petani juga diajarkan mekanisme pemanfaatan lahan kritis terutama dalam penanaman tanapan produksi seperti jagung dan lainnya.

Komandan Kodim 0613/Ciamis Letkol Inf Wahyu Alfiyan Arisandi S.I.P., M.I.Pol., melalui Kasdim 0613/Ciamis Mayor Arh Wilde Pangalerang mengatakan, kegiatan Bimtek ini diharapkan para petani dapat memahami. Tak hanya itu, petani juga bisa mempraktekan langsung sehingga tidak ada lagi lahan kritis atau tidur di wilayah teritorial Kodim 0613/Ciamis.

“Semoga para petani yang tergabung di Area Afdeling Lemahneundeut, Kebun Bala Kupa, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Cisaga, Kabupaten Ciamis dapat mengikuti sesuai arahan. Sehingga petani dapat memperoleh hasil yang maksimal dan ditularkan kembali ke petani lainnya di daerah lain agar tidak ada lagi lahan kritis atau tidur di wilayah teritorial Kodim 0613/Ciamis dalam upaya menjaga ketahanan pangan nasional,” kata Mayor Arh Wilde Pangalerang.

Sementara itu, Tim Bios 44 Tesa Prodiansah menyampaikan tata cara pengolahan lahan. Dimulai dari pembukaan lahan yang masih berbentuk hutan, kemudian dilakukan penyemprotan obat herbisida atau obat racun gulma systemik dengan dosis pemakaian 2 liter per Hektar untuk lahan semak belukar yang sipaynya tentatif kondisi lahan.

Lebih lanjut, kata dia, pembajakan lahan menggunakan implemen discplow (bajak singkal). Penggemburan lahan dengan menggunakan implement rotary.

“Setelah semua dilakukan, kemudian penyemprotan BIOS 44 DC dengan dosis 80 Liter perhektar, konsentrat 1 Liter BIOS 20 liter air, sebagai aktifator pembenah tanah lahan siap tanam, dilakukan 7 hari sebelum penanaman bibit jagung. Lahan siap tanam di istirahatkan selama 7 hari sebelum dilakukan proses tanam setelah perlakuan penyemprotan BIOS 44 DC,” kata Tesa.

Sementara itu, Tesa Prodiansah menjelaskan untuk tahapan persiapan penanaman pertama dilakukan benih jagung dengan direndam menggunakan BIOS 44 DC selama ± 30 menit (dosis 0,25 Liter) sekali rendam, disesuaikan dengan jumlah bibit yang akan ditanam. Perlakuan benih jagung setelah direndam dengan BIOS 44 DC, benih di istirahatkan terlebih dahulu setelah itu dilakukan penanaman.

“Penanaman benih jagung dengan cara tajuk manual atau mesin tanam, dengan jarak tanah 40 cm jarak antara baris 60 cm. Satu lubang tanam berisi 1 benih jagung. Perlakukan penyulaman dilakukan pada 4-7 hari setelah tanam, melihat kondisi pertumbuhan benih pada lokasi tanam yang harus dilakukan penanaman,” katanya.

Selanjutnya, kata Tesa Prodiansah, tahapan pemupukan dan penyemprotan Bios 44 DC serta perlakuan perawatan. Penyemprotan obat herbisida obat racun gulma selektif KAYABAS Pra dan purna tumbuhan saat umur tanam 13 hari setelah tanaman pada pagi hari, dengan dosis 1 Liter hektar luas tanaman.

“Terapkan pemupukan pupuk NPK Caping Tani dengan Dosis 100 Kg/Ha saat umur tanam 15 hari setelah tanam. Kemudian pemupukan pupuk Urea/Nitrea dengan Dosis 100 Kg/Ha saat umur tanam 15 hari setelah tanam. Setelahnya dilakukan penyemprotan BIOS 44 DC dengan sistem semprot/kocor saat umur tanaman 18 hari setelah tanam , pada pagi hari, dengan dosis 80 liter/Ha luas lahan tanam (konsentrasi 1:40). Penyemprotan insektida, VAYEGO saat umur tanaman 20 hari setelah tanam, pada pagi hari, dengan dosis 200 ml/Ha luas lahan tanam,” tandasnya

PEN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *