Dandim 0613 Ciamis bersama Kapolres Banjar sambut Arak-arakan ratusan warga Pulomajeti

BANJAR – Arak-arakan ratusan warga Pulomajeti dengan menggunakan Ranginang, kendaraan khas Kota Banjar dan puluhan kendaraan lainnya mendatangi Pendopo Kota Banjar yang berada tepat di depan Alun-alun Kota Banjar, Senin  (24/7/2023).

Diiringi alunan musik tradisional khas Sunda, rombongan kemudian dipandu Satpol-PP Kota Banjar memasuki area Pendopo sebagai rumah dinas Wali Kota Banjar.

Dandim 0613 Ciamis Letkol Inf Wahyu Alfiyan Arisandi.S.I.P, M.I, Pol., dan Kapolres Banjar AKBP Bayu Catur Prabowo, S.H., S.I.K., MM.,serta beberapa kepala OPD nampak menyambut kedatangan warga yang tiba dengan membawa berbagai macam hasil tani sebagai simbol kekayaan Bumi Pulomajeti.

Acara kemudian dilanjutkan dengan penyerahan hasil bumi dari para sesepuh Pulomajeti kepada Dandim Ciamis serta Unsur Forkopimda Banjar

Emed Setiawan selaku sesepuh pulomajeti Kota Banjar menyebutkan tradisi ini biasa disebut Seba atau pada masa kini dikenal dengan tradisi Nyorog sebagai jati diri budaya Bangsa

“Ini merupakan bentuk kasih sayang warga Pulomajeti kepada Kepala Daerah dalam Hajat Ngabumi yang digelar setiap setahun sekali ini,” jelasnya.

Berbagai hasil bumi mulai dari padi, buah-buahan, singkong, sayuran dan rebusan makanan tradisional berikut nasi tumpeng diserahkan kepada Dandim 0613 Ciamis.

Dalam kesempatan tersebut,  Dandim 0613 Ciamis dibuat terkejut dengan kehadiran kasepuhan Pulomajeti dan perwakilan tokoh Budayawan dari Dieng Wonosobo, Banten, Bogor Bandung, Tegal, Tasik, dan Ciamis yang turut andil dalam hajatan Ngabumi yang digelar hari ini dan besok di Pulomajeti.

“Ini sungguh luar biasa ya,saya sangat mengapresiasi tradisi dan budaya yang terus dilestarikan para kasepuhan juga budayawan,” katanya.

Dandim 0613 Ciamis mengatakan, ini adalah salah satu cara melestarikan nilai adat dan budaya.Pagelaran adat budaya ini diadakan,untuk mengurangi pengaruh budaya luar, banyak generasi muda yang lebih memilih budaya barat dari pada budaya tradisionalnya.

Dikarenakan pola pikir mereka yang menganggap jika budaya barat itu lebih modern dan lebih populer, sehingga kesadaran mereka dalam melestarikan budaya tradisional menurun.

Untuk itu dengan kita mendukung penuh adat dan tradisi ini diharapkan dapat menjadi perangsang untuk membangkitkan kembali rasa memiliki budaya yang ada di Kota Banjar.(pendim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *